Rabu, 29 Februari 2012

7 Ciri Sok Tahu


7 Ciri 'Sok Tahu'
'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca

Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.

Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis

Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia.

Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan

Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.

Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham

Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32)

Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain

Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).

Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat

Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.

Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.


IDIOM EXPRESSION


IDIOM EXPRESSION

WORD
MEANING
WORD
MEANING

A blue rose
Mustahil
Above all
Yang terpenting
A gone coon
Putus asa
To account for
Memprtangug jwbkan
As I see it
Menurut pendapat saya
All over
Semua telah selesai
Ball up
Membingungkan
As far as
Sepanjang
Bow to
Patuh kepada
As usual
Seperti biasa
A hoot for
Bercita cita
At hand
Sudah dekat
What not
Dll/ dsbg
At least
Sedikit-dikitnya
Call a halt
Menghentikan
At the latest
Selambat-lambatnya
Remark on
Memuji
Sixes and
Bingung
Revel out
Menjelaskan
As you please
Sesuka hati
Rack one’s brains
Memras otak
To back out
Mengundurkan diri
Play up to
Merayu
To back up
Mendukung
Pay of
Melunasi
To break off
Memutuskan
Pass the night
Menginap
To bring up
Membesakan/mengasuh
Mark time
Menunda
To cheer up
Menghibur
Long for
Rindu
To come true
Menjadi kenyataan
Lead on,,!!
Berangkatlah lebih dulu
To cool down
Menjadi tenang
Kiss away
Berfoya-foya
To drop in
Singgah
In brief
Pendek kata
To eat up
Menghabiskan
How goes the world
Apa kabar
Even so
Meskipun demikian
Hold with
Mengabulkan
To fall back on
Bersandar
Hit the spot
Memuaskan
To feel like
Merasa seperti
Go astray
Tersesat
To forgive and forget
Melupakan pristiwa yang lalu
Get the time
Ada kesempatan
Let bygones be bygones
Yang lalu biarlah berlalu
Full brother
Saudara sekandung
For good
Untuk selamanya
Find away out
Mencari jalan keluar
For the time being
Untuk sementara waktu
Aye-wash
Omong kosong
Free and easy
Boros (uang/waktu)
Do credit
Membanggakan
To get behind
Ketinggalan (pelajaran dll)
Call of
menunda
To get better
Mulai sembuh

To get lost
Tersesat
keep dark 
Merahasiakan
To give birth to
Melahirkan
keep form
Mencegah
To give out
Membagi-bagikan
keep in mind
Mencamkan
To go ahead
Terus, meneruskan
Look after
Menjaga/ mengurus
To go on
Meneruskan,terusmenerus
To make clear
Menjelaskan
To go with
Serasi, berpacaran
To make sure
Meyakinkan, memastikan
To go without saying
Lenyap, berlalu untuk selamanya
Nothing like
Tak ada lagi seperti
In and out
Sering datang dan pergi
On condition
Dengan syarat
Open heart
Jujur, dengan hati terbuka
Big shot
Orang penting
Out of date
Ketinggalan jaman
Hale and hearty
Sehat walafiat
Short of
Kekurangan (uang, waktu)
Hand up
Mengulurkan
Slip of tongue
Salah ucap
No go
Takberguna
So far
Sejauh ini
Old hand
Orang yang berpengalamn
To speed up
Mempercepat
On the job
Waspada
To take care of
Menjaga
Own to
Mengakui
To take one’s time
Santai2 saja
Pop the question
Melamar, meminang
To take pity on
Kasihan kepada
Shoot for
Bercita-cita
To think a little of
Meremehkan
The more so
apalagi
To think over
Memprtimbangkan
Tied up
Sibuk
To try on
Mencoba (pakaian)
Under the table
Secara rahasia
To try out
Mencoba (kendaraan)
Up to the minute
Modern
Up to date
moderen
Yield to
Tunduk kepada
Upside down
Terbalik
Walk tall
Menyombongkan diri
Under age
Dibawahumur,belum cukup umur
Very likely
Besar kemungkinan
To warm up
Memanaskan
Up a tree
Kacau
On December 29th, 2011/ On 29th December 2011